Awalnya Bukan Trader, Tapi Penari Disko
Nicholas Darvas lahir tahun 1920 di Hungaria. Awalnya dia bukan siapa-siapa di dunia finansial. Dia malah lebih dikenal sebagai penari ballroom profesional. Bareng saudara perempuannya, Julia, mereka keliling dunia untuk tampil di panggung-panggung besar. Tapi di tengah jadwal yang super padat itu, Darvas nemuin hobi baru: main saham.
Modal Iseng Jadi Obsesi
Waktu itu, tahun 1950-an, Darvas dikasih saham gratisan sebagai bentuk pembayaran manggung di Kanada. Karena penasaran, dia mulai baca buku tentang saham. Tapi bukan cuma baca, dia belajar keras! Mulai dari laporan keuangan sampai gaya trading para legenda Wall Street.
Darvas ini unik — dia nggak suka rumor, nggak peduli berita. Dia percaya harga saham itu bicara sendiri. Dari situlah lahir metode yang bikin dia terkenal: Darvas Box Theory.
Metode Darvas Box: Simpel Tapi Jitu
Intinya, Darvas cuma beli saham yang naik tinggi disertai volume besar, lalu dia gambar semacam “kotak” berdasarkan harga tertinggi dan terendah selama periode tertentu. Kalau harga tembus ke atas kotak itu, dia beli. Kalau turun dari kotak, dia jual.
Dia juga pakai stop loss ketat, dan yang keren: semua itu dia lakuin via telegram dari hotel ke broker-nya, sambil tur nari ke berbagai negara. Beneran, ini trader long-distance sejati.
Dari Penari Jadi Jutawan
Dalam waktu kurang dari dua tahun, Darvas mengubah $10.000 jadi lebih dari $2 juta (di tahun 1950-an lho, bayangin nilainya sekarang!). Semua itu dia catat dalam bukunya yang terkenal: “How I Made $2,000,000 in the Stock Market.” Buku itu jadi inspirasi banyak trader bahkan sampai sekarang.
Legacy Darvas: Menari dengan Tren
Nicholas Darvas membuktikan bahwa analisa teknikal bisa berdiri sendiri, bahkan tanpa ribet ngikutin berita ekonomi. Yang penting adalah disiplin, sistem yang jelas, dan sabar nunggu momen yang tepat.
Kalau kamu suka gaya trading yang simpel tapi efektif, mungkin kamu cocok sama pendekatan “menari dengan tren” ala Darvas.